Syamsul Qamar Mubaidah atau yang lebih dikenal Syam kamaruzzaman alias Syamsudin alias Ali mochtar alias Ali Sastra alias Karman. Dia lahir di Tuban, Jawa Timur 30 April 1924. Kenapa mesti Syam yang penulis pilih dalam artikel ini? Mengapa tidak DN. Aidit atau Soeharto?. Lalu siapakah Syam Kamaruzzaman? Ketua BC CCPKI, yang di dalam proses Letkol Untung Samsuri disebut-sebut sebagai tokoh terkemuka komunis itu?. Belakangan Ben Anderson juga pernah menyebut dalam salah satu tulisannya, sudah sejak awal 1950-an Syam bekerja untuk KMKB atau komando daerah militer Jakarta Raya di masa komandan Kol. Dachyar.
Di masa mudanya sosok Syam dikenal sangat aktif dalam upaya mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia, Syam juga diketahui ikut dalam pertempuran melawan kolonial di daerah Mrangge, Ambarawa dan Magelang antara 1946 sampai 1947. Pada awal tahun 1948, Syam hijrah ke Jakarta dan menjadi pegawai Kantor Penerangan Jawa Barat, meski berkantor di Jakarta. Syam bersama beberapa kawan ikut aksi gerilya malam, dengan melempar granat ke markas pasukan sekutu di kawasan Senen, Jakarta Pusat kini.
Entah bagaimana, Syam juga bersentuhan dengan organisasi buruh kereta api, yang bermarkas di kawasan Senen. Ia turut mendirikan Serikat Buruh Mobil dan Serikat Buruh Kendaraan Bermotor. Pada tahun 1949, Syam juga ikut mendirikan Serikat Buruh Kapal dan Pelabuhan, dimana jumah anggotanya sempat mencapai 13 ribu orang. Ketika terbentuk Badan Pusat Sementara Serikat-Serikat Buruh, yang merupakan gabungan serikat buruh pada masa itu, Syam menjadi Wakil Ketua. Organisasi ini kemudian bubar dan sebagian anggotanya mendirikan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) yang berafiliasi ke PKI. Syam menjadi pengurus SOBSI hingga tahun 1957 dan selanjutnya menjadi asisten pribadi DN Aidit .
Setelah kedekatannya dengan DN Aidit, Syam menempati posisi strategis dan menjadi figur penting, dia juga disebut-sebut sebagai komunis sejati di PKI tersebut. Dalam majalah Tempo menceritakan wawancara langsung dengan Ibu Dayino (Istri Bapak Dayino) pendiri Pemuda Pathuk yaitu gerakan bawah tanah yang dipimpin oleh bung Syahrir yang menolak bekerjasama dengan Japan. Banyak yang mengatakan bahwa Soeharto dan Syam pernah bergabung dalam Pemuda Pathuk ini dimana Syam Kamaruzzaman menjadi anggotanya. Sehingga dalam perpektif penulis Syam memiliki hubungan spesial dengan Soeharto maupun DN Aidit.
Dengan demikian Syam Kamaruzzaman merupakan orang yang terlebih dulu tau sebelum peristiwa G 30 S PKI selain dalang utamanya. Karena dalam posisinya dia berada dalam dua pihak yaitu ABRI dan PKI yang sampai sekarang masih diperdebatkan siapa yang menjadi aktor dalam pembunuhan dan kudeta tersebut.
Dalam pergolakannya sosok Syam dikenal sebagai Double Agent, dimana Syam bisa berada ditempat manapun tanpa terlacak oleh siapapun. Menurut Koran Tempo juga dia disebut anggota militer yang disusupkan Soeharto di dalam PKI dan mempunyai rencana untuk mengkudeta Ir. Soekarno yang mengatas namakan PKI untuk kepentingan Soeharto.
Bukan hanya itu, Syam juga di kenal dengan sosok yang pandai bergaul, karena kepandaiannya dalam menempatkan dirinya pada posisi tertentu, dia juga kemungkinan besar ada hubungan khusus dengan CIA. Oleh karena itu pada tahun 1986 sebelum dia benar-benar di ekskusi mati karena tuduhan terlibat dalam PKI, menurut sumber lain waktu Syam di dalam penjara dia memang diperlakukan sebagai sosok bos dan bisa berjalan-jalan santai dalam sel tersebut.
Sehingga teman-teman Syam di dalam sel tersebut meragukan bahwa Syam benar-benar di ekskusi mati, melainkan dibawa Soeharto dan dikirim ke luar negeri. Jika saja sosok Syam benar-benar di ketemukan maka tidak diragukan lagi bahwa dialah sang bukti utama yang mana hanya dia yang tahu siapa yang benar-benar musuh negara untuk mengkudeta Ir. Soekarno.